Thursday, October 24, 2013

Ketika Jodoh Tak Kunjung Tiba...


Menikah adalah sebuah amal yang menjadi penyempurna setengah agama. Karena ketika sudah menikah, semua hal menjadi sunnah dan bernilai pahala. Dalam Al-Qur'an dan hadits, banyak disebutkan mengenai perintah dan faidah menikah. Sehingga itulah yang menjadi motivasi seseorang untuk segera menikah. Apalagi kalau sudah berusia kepala 2 ke atas, sudah lulus kuliah atau bahkan sudah bekerja. Ia seolah menjadi suatu keharusan yang harus segera dilaksanakan. Namun bagaimanakah jika jodoh tak kunjung ketemu sedangkan keinginan nikah sudah semakin kuat?

Meluruskan niat dan mempersiapkan diri! Ya, betul. Mungkin itu yang sering kita lalaikan. Kadangkala saking penginnya untuk menikah, entah itu karena tuntutan usia, keluarga, target, dan sebagainya, kita memikirkan nikah terus dan lalai mempersiapkan diri untuk kehidupan kita setelah pernikahan itu sendiri.

Dalam sebuah perjalanan saya bersama seorang teman dan ustadz, ustadz sempat berpesan kepada kami “Niatkan nikah itu hanya karena Allah, jangan karena yang lain, dan persiapkan diri kalian untuk bisa menerimah pasangan kalian (suami) apa adanya. Bisa jadi ia bukan orang yang pandai, maka belajarlah yang rajin supaya nanti bisa mengimbangi, bisa jadi nanti dia akhlaknya kurang baik, maka perbaikilah diri kalian supaya nanti bisa meluruskan dia, belajarlah untuk berwirausaha atau mencari maisyah, siapa tau nanti dia bukan orang yang mapan, supaya kita bisa membantu dia. Intinya pada persiapan yang real, bukan hanya sekedar membaca buku-buku nikah atau ikut kuliah-kuliah pranikah yang menggugah semangat kita untuk nikah muda.”

Dari pesan ustadz tersebut, saya mencoba merenungkannya. Memang benar, hal pertama yang harus kita lakukan adalah meluruskan niat. Niat yang benar akan melahirkan amal yang ikhlas. Amal yang ikhlas itulah yang akan diterimah di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena niat adalah tonggak dari segala amal. Kalau niat kita untuk menikah sudah benar (lillahi ta’ala, untuk mencari ridha Allah) insya Allah tujuan pernikahan kita akan tercapai. Sehingga kita tidak akan menetapkan kriteria yang macam-macam terhadap calon pasangan kita. Agama tetap menjadi kriteria no 1 sebelum harta, kecantikan, dan keturunan.

Yang kedua adalah persiapan secara riil. Bukan sekedar membaca buku tentang pernikahan, ikut seminar, atau kuliah pranikah yang akan menambah ghirah kita untuk menikah.

Hal pertama yang mesti dipersiapan adalah akhlak. Dalam salah satu bukunya, Salim A. Fillah menasehati kita, shalihkan diri sebelum menikah. Kita tak tahu pasangan kita nanti seperti apa. Apakah dia bener-bener shalih luar dalam ataukah hanya shalih di luar saja. Dan kita juga tak tahu perilakunya bakal seperti apa. Ingat, Allah Maha Membolak-balikkan hati. Sehingga kalau pun ternyata pasangan kita berubah, atau membengkok, maka kitalah yang akan bersabar menghadapi segala perilakunya dan berusaha meluruskannya. Menikah menjadikan kita hidup bersama akhlaknya. Yang kita hadapi sehari-hari adalah akhlaknya. Sakinah atau tidaknya rumah tangga kita itu bergantung pada akhlak anggotanya. Maka dari itu mari kita perbaiki akhlak kita, kita shalihkan diri agar kelak kita mampu menshalihkan keluarga kita. Ingat, semuanya berawal dari diri kita sendiri.

Persiapan yang kedua adalah persiapan ilmu. Maksudnya, banyak ilmu yang harus kita pelajari selain ilmu dalam bidang yang sedang kita tekuni sekarang dan ilmu tentang pernikahan itu sendiri. Seperti ilmu tentang kesehatan, pendidikan, keuangan, yang selama ini tidak kita pelajari di dalam sks mata kuliah. Selain itu mengasah skill seperti menjahit, memasak, membenarkan perabot rumah tangga (terutama bagi akhwat) sangat diperlukan. Karena kita nggak tahu pasangan kita nanti seperti apa. Bisa jadi nanti dia bukan orang yang pandai atau yang punya banyak skill. Maka kitalah yang akan berbagi dan sharing dengannya.

Dulu saya sempat heran melihat teman asrama yang membaca buku “Catatan Ayah ASI” yang menjelaskan betapa sang ayah juga turut andil dalam pemberian ASI terhadap sang anak, diskusi sana sini tentang ilmu kesehatan, anak dan kerumah tanggaan. Saya sendiri sempat enggan untuk diskusi masalah seperti itu. Karena merasa belum memerlukan. Namun setelah saya pikir ulang hal ini ternyata sangat perlu. Karena tidak mungkin ketika punya anak kita akan sempat atau mau membaca buku-buku seperti itu. Di saat kita sudah menikah nanti kita akan disibukkan oleh segala urusan rumah tangga. Oleh karenanya jangan pernah ragu atau malu untuk belajar dan diskusi mengenai hal-hal kerumahtanggaan.

Yang ketiga yang mesti dipersiapan adalah materi atau finansial (maisyah). Maksudnya disini adalah melatih diri untuk mencari maisyah (uang) dari sekarang. Seperti latihan berwirausaha, atau memperdalam bidang yang sedang ditekuni sekarang. Ini sebagai bekal ketika nanti suami atau istri kita bukanlah seorang yang mapan secara ekonomi. Sehingga bisa saling tolong menolong dalam menopang ekonomi keluarga.

Jadi bagi teman-teman yang kini sudah ingin menikah dan belum menemukan jodohnya tidak usah galau. Yakinlah bahwa seorang wanita yang baik untuk laki-laki yang baik (lihat QS. An-Nur ayat 26). Dan mari kita persiapkan diri baik secara ilmu, akhlak dan materi. Lantas berdoa kepada Allah minta diberikan jodoh yang terbaik. Bukan sekedar ingin nikah lantas memikirkan nikah terus, kuliah jadi tidak fokus dan tidak lulus-lulus, badan jadi kurus dan tak terurus (na’udzu billah). Dan bukan sekedar menunggu dengan menaruh dagu diatas pangku dengan tangan sendeku. Waallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]

Kisah Nyata Keajaiban Sedekah, Diganti 1000 Kali Lipat


Kisah nyata ini terjadi di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya. Tapi tak kunjung bunyi. “Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun kemudian memiringkan vespanya. Alhamdulillah... vespa itu bisa distarter.

“Bensin hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis ngaji baru beli bensin.”

Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.

Setelah menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal seribu rupiah. Uan g segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli bensin setengah liter.

Syetan mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong. Malu. Capek.”

Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”

Pengajian selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Bensin benar-benar habis.

“Nah, benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah menyesali perbuatannya.

Tapi subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah seribu saja sudah dorong motor.”

Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.

“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”

Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.

“Kamu beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm.. mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka kan ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.

Begitu sampai... “Mas, saya enggak turun ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia menerogoh kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.

“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum dibukanya.

Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah. Seribu kali lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.

Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).

[Kisah Nyata Keajaiban Sedekah ini disarikan dari Buku “Kun Fayakun 2” karya Ust. Yusuf Mansur]

Ya Allah, Siapa Jodohku?

Ya Allah, Siapa Jodohku
Judul : Ya Allah, Siapa Jodohku?
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Penerbit : Quanta - Jakarta
Cetakan : III , Juni 2013
Tebal : 189 Halaman
ISBN : 978-602-02-0719-3

Membicarakan jodoh, adalah membincang satu dari sekian banyaknya misteri kehidupan. Ia benar-benar tidak bisa diprediksi oleh professor sehebat apapun. Bahkan, peramal yang katanya sudah malang melintang dan mendunia di dunia paranormal sekalipun, tidak akan mungkin bisa memprediksi tentang kemisterian jodoh itu sendiri.

Oleh karena itu, hal terbaik yang harus kita lakukan terkait jodoh adalah menggantungkan sepenuhnya kepada Allah setelah selesai melakukan upaya-upaya ikhtiari dalam menjemputnya. Sehingga, momentum perjodohan itu, ketika dua pengantin bersanding di pelaminan, dan berlanjut hingga jenjang waktu yang lama, bisa dijalani dengan harapan penuh akan kekuasaan Allah yang Maha Menyatukan Hati.

Sayangnya, dalam satu hal ini – dan mungkin juga dalam banyak hal lain- banyak diantara kita yang dilanda kegamangan akut, hingga masuk pada taraf galau. Galau yang terjadi sebelum jodoh menyambut, lebih disebabkan karena lemahnya kebergantungan seseorang kepada Allah. Sehingga, banyak muda-mudi yang salah menyalurkannya melalui jalan pacaran.

Pacaran diklaim sebagai tahap perkenalan sebelum menikah. Padahal, dalam prakteknya, pacaran lebih pada ajang penyaluran dosa lantaran tidak menaati perintah Allah. Pacaran juga disinyalir menjadikan muda-mudi itu memperlambat persiapan diri sehingga terlambat dan menghambat nikah. Hal ini, merupakan salah satu penyebab terjadinya aneka jenis penyimpangan seksual dan kriminalitas yang akhir-akhir ini menjadi fenomena cendawan di tengah musim penghujan.

Alasan lain yang sering digunakan oleh mereka yang menunda menjemput jodoh, adalah tentang penghasilan. Nunggu lulus kuliah, nunggu mendapat kerja yang layak, nunggu punya motor, mobil, rumah dan tabungan puluhan juta rupiah serta alasan materi lainnya yang nampak logis, padahal sebenarnya dipaksakan.

Yang terjadi justru sebaliknya. Jika niat menjemput jodoh dilakukan dengan niat yang benar, yakin akan keMahaKuasaan Allah, maka kekayaan dan aneka jenis materi itu akan Allah berikan tanpa henti. Bahkan, nikah sebagai sarana paling syar’i dalam menjemput jodoh, ibarat kran yang membuat rejeki semakin mengalir. Tanpa henti.

Maka, mereka yang masih galau terhadap jodoh, perlu dididik dengan benar akan jaminan kekayaan yang akan Allah berikan selepas nikah. Sehingga, kegamangan yang melanda bisa berangsur-angsur hilang dan berganti dengan kemantapan.

Apalagi, setelah menikah dengan benar, seseorang akan mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih jika dibanding sebelum menikah. Ada diri yang harus dicukupi, ada istri yang harus dinafkahi, ada anak yang harus dibiayai. Ada pula banyak kebutuhan yang harus ditunaikan.

Buku yang merupakan karya Best Seller dari Ahmad Rifa’i Rif’an ini, memberikan sajian yang menarik terkait jodoh. Apalagi, penulisnya sudah membuktikan secara langsung dan terbukti kebenarannya. Disajikan dengan mengalir, sederhana, tak terkesan menggurui dan sarat hikmah.

Sangat disayangkan jika dilewatkan oleh mereka yang tengah berupaya menyambut jodoh, laki-laki maupun perempuan, juga penting untuk orang tua yang menghendaki jodoh terbaik untuk putra-putrinya.

Akhirnya, jodoh erat kaitannya dengan kelayakan. Bahwa orang baik, pastilah bersanding dengan orang baik pula. Satu hal yang perlu dicatat. Keberkahan bukan hanya terletak pada seberapa cepat seseorang menikah. Tapi lebih dari itu, terletak pada seberapa benar niat menikah dan persiapan ilmu sebelum mengarungi samudera bergelombang bernama menikah. Sehingga, hal ini tidak membuat saudara kita yang belum bertemu menjadi galau. Melainkan menguatkan niat untuk dianugerahi rejeki berupa jodoh terbaik, dan bersabar dengan sepenuh hati ketika ia belum juga menyapa.

Bukankah, ada banyak orang hebat yang tetap melejang ketika ajal menjemputnya? Dan, tidak sedikit mereka yang mendapat kemuliaan di sisi Allah lantaran memuliakan sunnah dengan menikah? Semoga kita semakin mengerti, bukan sekedar menikah, tapi bagaimana semakin menebalkan kuantitas dan kualitas taqwa sebelum atau selepas ada suami istri dan anak-anak yang setia menemani. []

Kisah Nyata Keajaiban Sedekah dan Jodoh

Keajaiban sedekah dan jodoh telah banyak dirasakan oleh muslim dan muslimah. Salah satunya adalah wanita lajang berusia 37 tahun ini, yang datang kepada salah seorang ustadz untuk bertanya tentang jodoh. Ustadz Yusuf Mansur menuliskan kisah nyata tersebut dalam buku Kun Fayakun 2:

“Ustadz, cari jodoh susah ya?” tanya wanita itu setelah bertemu sang ustadz.
“Makanya, jodoh jangan dicari, tapi dibeli” jawab ustadz, membuat wanita ini tertawa sekaligus keheranan.
“Beli di mana, Ustadz? Memang ada yang jualan jodoh?”
“Ada!”
“Siapa?”
“Allah, Rabbul ‘alamin,” jawab ustadz mantap, “Kata Rasul ‘Dhau’ mardhakum bish shadaqah’ belilah penyakit dengan sedekah, termasuk penyakit kesepian, yaitu jomblo”
“Insya Allah, Ustadz. Saya akan sedekah”
“Iya, pulang, dah. Insya Allah dapat jodoh. Insya Allah”

Wanita ini pun pulang. Lalu, ia mampir ke masjid di kompleknya. Ia segera mendatangi takmir masjid tersebut.
“Pak, saya ingin sedekah di sini. Kira-kira masjid butuh apa yang bisa saya sedekahkan di sini?”
“Kebeneran, Neng, kami lagi melelang lantai. Satu meternya 150 ribu rupiah” jawab takmir.?

Wanita ini membuka dompetnya. Awalnya, ia hanya mengambil 150 ribu rupiah. Begitu ingat pesan bahwa kalau sedekah kita harus poll, akhirnya ia bersedekah 4 kali lipatnya: 600 ribu rupiah, dapat 4 meter.

“Pak takmir, doain ya, supaya hajat saya terkabul” katanya setelah menyerahkan sedekah.
“Memang, hajatnya apa, Neng?” tanya takmir.
“Ada, rahasia” kata si Neng, merahasiakan keinginannya mendapatkan jodoh. Namun, meskipun takmir tidak tahu apa hajatnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu. Allah mengetahui bahwa wanita ini telah bersedekah dan sangat membutuhkan jodoh.

Tak lama kemudian, datang 4 orang melamar wanita ini, dalam waktu yang berdekatan. Subhanallah, setelah lama menanti jodoh, kini wanita ini malah dikasih Allah pilihan, memilih mana diantara 4 orang yang datang. Angka 4 persis seperti sedekahnya yang bernilai 4 meter lantai Masjid. Subhanallah... sungguh kisah nyata ini menjadi bukti keajaiban sedekah dan jodoh. [Disarikan dari buku Kun fayakun 2 karya Ust. Yusuf Mansur]

Kisah Wanita Cantik yang Membuat Kagum Para Ulama

Ilustrasi wanita cantik dan shalihah (foto abujibriel.com)
Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.

Al Atabi yang penasaran kemudian memberanikan diri bertanya kepada wanita itu. “Siapa laki-laki tersebut?”
“Dia suamiku”

“Kamu ini cantik dan menawan, bagaimana kamu dapat bersabar dengan suami yang jelek seperti itu? Sungguh, ini adalah sesuatu yang mengherankan” Al Atabi meneruskan pertanyannya.
“Barangkali karena mendapatkan wanita sepertiku, maka ia bersyukur. Dan aku mendapatkan suami seperti dirinya, maka aku bersabar. Bukankah orang yang sabar dan syukur adalah termasuk penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”

Al Atabi kemudian meninggalkan wanita itu disertai kekaguman. Ulama Al Azhar, Dr Mustafa Murad, juga kagum dengan wanita itu sehingga memasukkan kisah ini dalam bukunya Qashashush Shaalihiin. Kedua ulama tersebut tidaklah kagum kepada wanita itu karena kecantikannya. Mereka kagum karena agamanya.

Dan benarlah pesan Rasulullah: “Wanita itu dinikahi karena empat hal; karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wanita yang baik agamanya, ketika ia kaya, ia tidak sombong. Ia justru dermawan, suka berinfaq dan mendukung perjuangan dakwah suami dengan hartanya.

Wanita yang baik agamanya, ketika ia memiliki kedudukan tinggi dan nasab yang mulia, ia tidak menghina orang lain. Ia justru menjadi wanita yang mulia dan menggunakan kedudukannya untuk membela kebenaran.

Wanita yang baik agamanya, ketika ia cantik, ia tidak membuat suaminya resah. Ia justru menjadi penghibur hati dan penyejuk mata bagi suaminya tercinta. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

Kisah Nyata Di Balik Masuk Islamnya Petugas Guantanamo


Masuk Islamnya petugas keamanan penjara Guantanamo menjadi salah satu kisah nyata paling menarik dari CNN. Media raksasa Amerika Serikat (AS) itu juga mengungkapkan bagaimana dan mengapa Terry Holdbrooks yang atheis itu bisa memeluk Islam.

Mediaite.com melansir cerita luar biasa dari CNN itu, Sabtu (7/4). Kisah dimulai saat Holdbrooks tiba di Guantanamo pada tahun 2003. Pria berusia 19 tahun itu adalah seorang penganut atheis.

Tugas menjaga Guantanamo membuat Holdbrooks dapat menyaksikan dari dekat bagaimana kehidupan para tahanan Muslim. Ia juga menyempatkan berkomunikasi dengan sejumlah tahanan yang bisa berbahasa Inggris.

Hari-hari Holdbrooks menjaga Guantanamo tiba-tiba menjadi hari-hari yang mengherankan, sekaligus mengagumkan. Pasalnya, Holdbrooks menyaksikan pemandangan yang tidak pernah ia lihat. Bahkan tidak pernah ia bayangkan.

Ia menyaksikan rutinitas orang-orang Muslim di Guantamo bangun pagi, bahkan dini hari. Orang-orang Muslim itu juga tetap tersenyum meskipun mereka terkunci di sebuah kamp penjara dengan sedikit harapan kebebasan. Ternyata siksaan yang mereka alami selama di penjara tidak bisa merenggut kebahagiaan yang terpancar dari aura wajah dan senyum mereka.

Sementara bagi Holdbrooks, orang-orang Barat yang katanya hidup bebas, kehidupan mereka justru dilanda kegelisahan. Termasuk para tentara dan penjaga penjara.

Di tengah keheranan dan kekaguman itu, Holdbrooks mulai berpikir ada sesuatu yang lebih dari Islam yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

Seperti layaknya orang penasaran, ia mulai menanyakan banyak hal. Holdbrooks mulai berbicara selama berjam-jam dengan para tahanan mengenai Islam. Seorang tahanan bahkan memberikan salinan kitab suci Al Qur’an untuk ia pelajari dan membawanya untuk mengubah cara hidupnya.

Ketika ia mendekati seorang tahanan dan memintanya untuk membimbingnya menjadi seorang Muslim, ia diperingati oleh tahanan Muslim itu bahwa keyakinannya akan mengubah hidupnya.

“Anda memahami jika Anda menjadi seorang Muslim, unit Anda akan melihat Anda dengan cara yang berbeda, keluarga Anda, negara Anda. Anda paham, negara Anda akan melihat Anda dengan cara yang tidak baik. Ini akan membuat banyak hal sulit bagi Anda,” tahanan Muslim itu, kenang Holdbrooks.

Namun hidayah yang telah mengalir dalam hati Holdbrooks membuatnya tidak mempedulikan segala kemungkinan buruk yang akan menimpanya jika ia memeluk Islam. Maka dengan segala keteguhannya, Holdbrooks pun mengikrarkan dua kalimat syahadat. Setelah menjadi mualaf, Holdbrooks kemudian meninggalkan dinas militer dan menjadi seorang aktivis yang vokal menentang kamp di Teluk Guantanamo. Holdbrooks mungkin telah kehilangan peluang karir dan banyak materi, tetapi kisah nyata keislamannya telah menjadi inspirasi bagi sekian banyak calon mualaf dan membangkitkan kesadaran ribuan umat Islam untuk membela sesama muslim dari kezaliman musuh-musuh Islam. [IK/CNN/Ar/bsb]

Kisah Nyata, Mushaf Tetap Utuh Meski Masjid Dibom Hingga Hancur Luluh


Diserang dan dibombardir Israel, Gaza memiliki banyak kisah keajaiban. Atau lebih tepatnya, karamah dari Allah. Seperti kisah nyata yang dituturkan oleh Imam Masjid An Nur di kampung Syaikh Ridwan ini, yang juga disaksikan oleh jamaah masjid tersebut.

Kisah nyata ini terjadi pada perang Al Furqan, tepatnya Desember 2008. Saat itu Israel membombardir Gaza selama 22 hari. Bukan hanya manusia yang diincar oleh pesawat-pesawat tempur Zionis, tetapi juga masjid-masjid. Salah satu masjid yang menjadi sasaran rudal Israel itu adalah Masjid An Nur.

Di langit kampung Syaikh Ridwan, suara F-16 Israel laksana sirine kematian yang menakutkan bagi banyak orang. Kecepatan pesawat tempur itu seketika mempercepat denyut jantung warga yang melihatnya. Perasaan dekat dengan kematian menggelayuti jiwa orang tua, wanita, hingga para remaja. Seakan malaikat maut telah tampak di depan mata. Memanggil, dengan seruannya yang menggelegar, membuat bulu kuduk berdiri. Tetapi bagi penduduk Gaza yang kokoh imannya, mereka yang hatinya dekat dengan masjid, tawakal kepada Allah membuat mereka berani menghadapi apapun. Termasuk siap mati kapan saja. Raungan F-16 tidak menambah apapun kecuali keyakinan kepada Allah, bahwa Dia yang menggenggam jiwa manusia. Tidak ada yang sanggup mengambil nyawa kecuali Dia. Secanggih apapun senjata, sehebat apapun mesin perang.

“Blhuouommmmmm.......” terdengar ledakan rudal berkali-kali. Tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Hening sesaat. Kemudian suara kepanikan mulai terdengar diantara warga yang berhamburan memeriksa keadaan, setelah F-16 menghilang. Untuk sementara, entah berapa lama ia kembali ke atas kampung mereka...

Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. Siapakah yang lebih durjana selain yahudi keturunan kera. Siapakah yang lebih biadab daripada kaum yang menghancurkan rumah-rumah Allah? Rupanya jet tempur Israel itu membombardir Masjid An Nur. Masjid yang menjadi tempat sujud kaum muslimin di kampung Syaikh Ridwan itu kini telah hancur berkeping-keping. Rata dengan tanah. Bahkan, tidak satupun bebatuan yang tersisa, semuanya hancur, atau minimal pecah.

Warga memeriksa masjid kesayangan mereka dengan duka yang menyesakkan dada. O, siapakah yang hatinya tidak teriris melihat tempat sujudnya diratakan dengan tanah. Siapakah yang air matanya tidak meleleh menyaksikan rumah Allah diluluhlantakkan. Bagi seorang mukmin, bahkan jika tubuhnya disayat pedang, itu masih lebih ringan daripada masjidnya dirobohkan. Bagi seorang mukmin, dadanya ditembus peluru masih lebih ringan baginya daripada tempat mengaji anak-anak, tempat shalat jamaah, dan tempat munajatnya dihancurleburkan.

Warga mendapatkan semuanya hancur. Hingga batu-batu penyusun bangunan masjid itu. Namun, betapa terkejutnya mereka. “Allaahu akbar!” takbir pantas dikumandangkan menyaksikan tanda-tanda kebesaranNya. Tumpukan mushaf di masjid itu masih utuh. Bahkan tidak sobek sedikitpun.

“Masjid ini dihancurkan dengan tiga rudal. Semuanya hancur lebur. Tak tersisa satupun batu yang utuh dari bangunannya,” kata Abu Ahid, sang imam masjid, “kecuali tumpukan mushaf Al Qur’anul karim yang masih utuh tanpa ada sobekan sedikitpun. Subhanallah... ini adalah perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang luar biasa.”

Yang lebih ajaib, diantara mushaf itu ada yang terbuka, tepat pada halaman di mana di ayat itu Allah menerangkan ujian, kesabaran, dan janji kemenangan.

“Kami mendapatkan sejumlah mushaf dalam kondisi terbuka. Lembaran yang terbuka itu tepat pada ayat-ayat kemenangan dan kesabaran. Diantaranya surat Al Baqarah ayat 155: ‘Dan pasti kami akan menguji kalian dengan suatu ketakutan dan kelaparan...’” tambah Abu Ahid memungkasi kisay nyata ini. [BK/DJG] 

Kisah Nyata, Masuk Islam Setelah Tuhannya Dibuang di Tempat Sampah


Sudah menjadi kebiasaan penduduk Yatsrib, para pembesar membuat patung-patung tuhan kecil di rumah mereka, meskipun sudah ada berhala besar di tempat pemujaan umum. Tidak terkecuali, seorang pembesar yang satu ini. Ia juga meletakkan satu patung yang ia sembah di rumahnya.

Amr bin Jamuh, nama pembesar itu. Anaknya yang bernama Muadz bin Amr telah lebih dulu masuk Islam. Ia ingin sang ayah menjadi muslim juga. Maka bersama Muadz bin Jabal ia membuat strategi dakwah untuk sang ayah, berharap agar ayahnya meninggalkan penyembahan berhala menuju mentauhidkan Allah Ta'ala. Untuk itu, keduanya akan menyadarkan ayah bahwa berhalanya tak sanggup berbuat apa-apa.

Di malam hari, keduanya menyelinap masuk rumah Amr bin Jamuh, mengambil patung tersebut lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah.

Keesokan harinya, Amr bin Jamuh terkejut sebab tuhannya tak ada di tempat. Setelah mencarinya ke sana kemari, akhirnya ia menemukan tuhan itu di tempat sampah.

"Celaka kalian, siapa yang berbuat kurang ajar pada tuhanku tadi malam," teriak Amr bin Jamuh marah. Tak ada seorangpun yang mengaku bertanggungjawab atas penghinaan berhala itu. Amr bin Jamuh kemudian mencuci berhala itu, memberinya wewangian dan meletakkannya di tempatnya.

Malam berikutnya, Muadz bin Amr dan Muadz bin Jabal kembali menyelinap masuk rumah Amr bin Jamuh, mengambil patung Manat tersebut lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah.

Keesokan harinya, Amr bin Jamuh lagi-lagi terkejut sebab tuhannya tak ada di tempat. Ia pun menemukan tuhan itu di tempat sampah.

"Celaka kalian, siapa yang berbuat kurang ajar pada tuhanku tadi malam," teriak Amr bin Jamuh marah. Tak ada seorangpun yang mengaku bertanggungjawab atas penghinaan berhala itu. Amr bin Jamuh kemudian mencuci berhala itu, memberinya wewangian dan meletakkannya di tempatnya.

Kali ini Amr bin Jamuh mulai kesal. Ia pun meletakkan pedang di leher Manat. "Jika engkau membawa kebaikan, lindungilah dirimu dengan pedang ini!" kata Amr bin Jamuh, tanpa jawaban apapun dari patung tersebut.

Malamnya, dua pemuda muslim tersebut kembali "mengerjai" Manat.

Amr bin Jamuh yang kembali kehilangan tuhannya segera mencarinya. Ia menemukan Manat di tempat yang sama. Bedanya, kali ini patung tuhan itu terikat pada bangkai anjing. Ia sangat marah, sekaligus kecewa.

Para pembesar Madinah yang berada di tempat itu mengajak Amr bin Jamuh menggunakan akalnya. Sambil menunjuk patung yang tak berdaya itu, mereka mengatakan betapa berhal itu tidak memiliki kekuatan apapun, bahkan untuk bisa membela dirinya. Para pembesar Madinah yang telah memeluk Islam itu pun menjelaskan bahwa satu-satunya tuhan adalah Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa. Allah mengutus Muhammad sebagai nabi dan rasul dengan Islam sebagai risalah/agamanya. Hidayah Allah datang, Amr bin Jamuh pun menerima dakwah itu dan masuk Islam.

Episode kehidupan Amr bin Jamuh kemudian tercatat dengan tinta emas, dipenuhi semangat jihad. Meski kakinya cacat, ia memaksa ikut perang Uhud. Doanya yang fenomenal "Ya Allah, berikan aku kesyahidan. Jangan Kau kembalikan aku pada keluargaku" itupun dikabulkan Allah. Ia syahid fi sabilillah. [Abu Nida]

Tuesday, October 22, 2013

Kisah Dajjal Dalam Hadis

Pintu Gerbang Lud


Dari An-Nawwas bin Sam’an  , dia berkata: Rasulullah menyebut-nyebut perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau  menjelaskan Dajjal, kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang suaranya dikeraskan sehingga kami mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di tengah-tengah pohon kurma. Maka ketika kami mendatangi tempatnya, beliau bersabda sepertinya telah mengetahui apa yang bergolak dalam perasaan kami, lalu bersabda: “Ada persoalan apa dengan kalian ini?”

Kami menjawab: “Ya Rasulullah, engkau menyebut-nyebut Dajjal pada suatu pagi, engkau merendahkan dan mengeraskan suara sehingga kami mengira bahawa ia sudah ada di tengah pohon kurma.”

Beliau bersabda: “Bukan Dajjal yang paling aku takutkan menimpa diri kalian. Jika ia keluar dan aku masih ada di tengah kalian, maka akulah yang akan mematahkan hujjahnya untuk melindungi kalian. Dan jika ia keluar dan aku tidak ada di tengah kalian, maka setiap orang menjadi pelindung dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.

Sesungguhnya Dajjal adalah pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol keluar, seolah-olah aku menyamakannya dengan Abdul ‘Uzza al-Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, hendaklah membacakan kepadanya ayat-ayat permulaan dari surah al-Kahf. Dajjal itu akan keluar di suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di sebelah kanan dan kirinya. Maka dari itu, wahai hamba Allah, tetapkanlah keimanan kalian.

Kami para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?”

Rasulullah menjawab: “Empat puluh hari, hari pertama lamanya sama dengan setahun, hari kedua lamanya seperti sebulan, hari ketiga seperti satu minggu, sedang hari-hari berikutnya adalah sama dengan hari-hari kalian saat ini.”

Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam satu hari yang panjangnya satu tahun itu, apakah kami cukup seperti mengerjakan solat satu hari sahaja (yakni, solat fardhu 5 waktu).

Beliau menjawab: “Tidak, maka perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing. Jadi tetap lima kali dalam perkiraan satu hari seperti sekarang.”

Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya menjelajah bumi?”

Beliau bersabda: “Bagaikan hujan yang tertiup angin. Dajjal itu datang kepada suatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka pun beriman kepadanya dan patuh pada apa yang dikehendakinya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan. Ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya, kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan berpunuk panjang atau sebesar yang pernah dan terpanjang perutnya.

Selanjutnya, datanglah Dajjal kepada suatu kaum, lalu mereka diajak mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian Dajjal meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini (kerana tegarnya iman mereka) pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya dan kosong dari rumput dan tanaman lainnya, juga mereka tidak memiliki harta benda sedikit pun. Dajjal lalu berjalan melalui puing-puing kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta simpananmu, tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya.

Setelah itu, Dajjal memanggil seorang pemuda yang masih remaja, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah mengenai sasarannya. Tetapi, Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri  sambil tertawa.

Dalam keadaan itulah, tiba-tiba Allah Ta’ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara putih, yang terletak di sebelah selatan Damaskus, iaitu mengenakan dua lembar pakaian yang berwarna, dengan meletakkan dua tapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika ia menundukkan kepalanya, mencucurlah air dari kepalanya, sedang apabila ia mendongakkannya, maka terurailah rambutnya yang lebat bagaikan butiran mutiara. Maka tiada seorang kafir pun yang dapat mencium aroma nafasnya, melaainkan ia akan mati sedang nafasnya tercium sejauh jarak mata memandang.

Selanjutnya, al-Masih mencari Dajjal sampai ia menemukannya di pintu gerbang Ludd, kemudian  beliau membunuhnya. Selanjutnya, Isa alaihissalam mendatangi kaum yang telah dilindungi Allah dari kejahatan Dajjal, lalu ia meengusap wajah-wajah mereka dan memberitahukan bahawa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga.



Dalam keadaan demikian itulah, Allah memberikan wahyu kepada Isa alaihissalam bahawasanya Allah telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tiada seorang pun kuasa untuk menentang dan berperang dengan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yang mukmin) ke bukit Thur.
Maka Allah mengutuskan bangsa Yakjuj Makjuj. Mereka turun mengalir dengan cepat sekali dari tempat-tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari rombongan mereka di Danau Thabariyah lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari rombongan mereka dan berkata: “Danau ini dulunya masih ada airnya.” Nabiyullah Isa alaihissalam dan para sahabatnya dikepung dari segala penjuru hingga tidak dapat keluar, sampai-sampai nilai satu kepala lembu bagi seorang di antara mereka lebih berharga dari seratus dinar emas bagi seorang  di antara kalian saat ini. Nabiyullah Isa alaihissalam dan sahabatnya radhiayallahu anhum semuanya berdoa merendahkan diri kepada Allah Ta’ala memohon agar kesulitan itu segera dilenyapkan.

Allah Ta’ala mengutuskan ulat kepada bangsa Yakjuj dan Makjuj di leher-leher mereka, kemudian mereka mati serempak bersamaan dalam satu waktu sekaligus tak ubahnya satu jiwa. Nabiyullah Isa alaihissalam dan sahabatnya radhiyallahu anhum lalu turun ke bumi (dari gunung  Thur). Mereka tidak menemukan sejengkal tanah  pun melainkan telah dipenuhi oleh bau busuk dari bangkai mayat bangsa Yakjuj dan Makjuj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa alaihissalam dan sahabatnya radhiyallahu anhum berdoa lagi kepada Allah Ta’ala sambil memohon agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung sebesar leher unta dan burung inilah yang membawa terbang bangkai mereka lalu melemparkannya di suatu tempat yang dikehendaki oleh Allah.

Selanjutnya, Allah Azza wa Jalla menurunkan hujan yang menyapu rata semua rumah tanah liat atau pun tenda dari bulu, sehingga bumi itu menjadi bersih licin bagaikan kaca. Kepada bumi lalu dikatakan: “Tumbuhlah buah-buahanmu dan tumpahkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makandari satu biji buah delima sahaja (kerana amat besarnya). Mereka pun  dapat bernaung di bawah kulit tempurung (kelopak) delima tadi dan diberkahilah air susu, sehingga sungguh seekor unta yang mengandung air susu, dapat mencukupi satu kelompok besar manusia, seekor sapi yang mengandung air susu dapat mencukupi satu kabilah, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi satu desa.

Selanjutnya, di waktu mereka dalam keadaan sedemikian, tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mukmin dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mukmin dan setiap orang Muslim. Lalu yang tertinggal adalah golongan sejahat-jahat manusia, mereka bersetubuh dengan wanita seperti halnya sekelompok keldai. Maka terjadilah Hari Kiamat atas mereka.”.”

[H.R. Muslim (2937)]

Habil Dan Qabil -- Jenayah Pertama Dunia

Bismillahi ar-Rahmaan ar-Raheem




Assalamualaikum kepada semua pembaca setia blog “Aku Cintakan Islam” ini. Alhamdulillah, pertama sekali perlulah kita mengucapkan syukur yang teramat sangat kepada Allah kerana – Dengan IzinNya – kita dapat bersama-sama menuntut ilmu seperti yang diperintahkan Allah, bahawa menuntut ilmu itu suatu kewajipan, lebih-lebih lagi ilmu fardhu Ain, yakni Ilmu al-Quranul Kareem, ilmu akhirat dan lain-lain.

Apa yang ingin saya ceritakan adalah kisah Habil dan Qabil, atau nama mereka dalam bahasa Inggeris adalah Abel dan Cain. Siapa dia Habil Qabil ini? Apakah jenayah yang dilakukan? Bagaimana kisahnya seperti dinyatakan dalam al-Quran. Kisahnya telah pun dikisahkan oleh Imam Ibnu Katsir, iaitu al-Hafidh Quran yang terkenal dan penulis kitab Tafsir Ibnu Katsir(serba sedikit tentang Imam ini).

Habil dan Qabil

………………………………………………………………………………………………

 وَاتْلُ عَلَیۡہِمْ نَبَاَ ابْنَیۡ اٰدَمَ بِالْحَقِّ ۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنۡ اَحَدِہِمَا وَلَمْ یُتَقَبَّلْ مِنَ الۡاٰخَرِ ؕ قَالَ لَاَقْتُلَنَّکَ ؕ قَالَ اِنَّمَا یَتَقَبَّلُ اللہُ مِنَ الْمُتَّقِیۡنَ ﴿۲۷﴾

27. Ceritakanlah kepada mereka kisah dua orang putera Adam(Habil dan Qabil) yang telah berlaku dengan sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima daripada salah seorang dari mereka berdua(Habil) dan tidak diterima daripada yang lain(Qabil). Dia(Qabil) berkata : “Aku pasti membunuhmu!” Habil berkata : “Sesungguhnya Allah hanya menerima korban daripada orang yang bertakwa”

 لَئِنۡۢ بَسَطۡتَّ اِلَیَّ یَدَکَ لِتَقْتُلَنِیۡ مَاۤ اَنَا بِبَاسِطٍ یَّدِیَ اِلَیۡکَ لِاَقْتُلَکَ ۚ اِنِّیۡۤ اَخَافُ اللہَ رَبَّ الْعٰلَمِیۡنَ ﴿۲۸﴾

28. “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan sekalian alam.”

 اِنِّیۡۤ اُرِیۡدُ اَنۡ تَبُوۡٓاَ بِاِثْمِیۡ وَ اِثْمِکَ فَتَکُوۡنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِ ۚ وَذٰلِکَ جَزٰٓؤُا الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۚ۲۹﴾

29. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan(membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan jadi penghuni neraka; dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang yang zalim.”

فَطَوَّعَتْ لَہٗ نَفْسُہٗ قَتْلَ اَخِیۡہِ فَقَتَلَہٗ فَاَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِیۡنَ ﴿۳۰﴾
30. Maka hawa nafsu Qabil telah menjadikannya tergamak untuk membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.

فَبَعَثَ اللہُ غُرَابًا یَّبْحَثُ فِی الۡاَرْضِ لِیُرِیَہٗ کَیۡفَ یُوٰرِیۡ سَوْءَۃَ اَخِیۡہِ ؕ قَالَ یٰوَیۡلَتٰۤی اَعَجَزْتُ اَنْ اَکُوۡنَ مِثْلَ ہٰذَا الْغُرَابِ فَاُوٰرِیَ سَوْءَۃَ اَخِیۡ ۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِیۡنَ ۳۱﴾

31. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk menunjukkan kepadanya(Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata : “Aduh celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti gagak ini, lalu dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.

[al-Ma'idah : 27 - 31]
………………………………………………………………………………………………

Dikisahkan daripada as-Sadiy dengan kebenaran dari Abu Malik dan Abu Salih selepas Ibn Abbas(rahimahullah), dan dengan kebenaran daripada Ibn Mas’ud dan teman-teman bahawa Adam(alaihissalam) mendapat anak lelaki dari satu kelahiran berkawin dengan wanita daripada kelahiran lainnya pula. Sepatutnya Habil berkawin dengan adik saudaranya Qabil yang lebih cantik daripada wanita-wanita lain. Pada masa yang sama, Qabil juga mahukan adiknya ini. Adam alaihissalam mengarahkan Qabil untuk membenarkan adiknya itu berkawin dengan Habil, namun dia(Qabil) menolak. Adam alaihissalam kemudiannya menyuruh mereka(Habil dan Qabil) mempersembahkan korban kepada Allah Maha Kuasa. Sementara itu, Adam berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Sebelum berangkat, Adam alaihissalam cuba menyerahkan tugas(korban tadi oleh anak mereka) kepada syurga, bumi dan akhirnya bukit, namun semuanya menolak. Makanya, Qabil menerima tanggungjawab itu dan setelah Adam alaihissalam berangkat, mereka(Habil dan Qabil) serahkan korban mereka kepada Allahu ta’ala. Habil persembahkan kambing yang gemuk, manakala Qabil persembahkan tumbuhan-tumbuhan yang teruk. Kemudian, api dari langit turun dari syurga dan mengambil korban yang dipersembahkan oleh Habil, dan biarkan apa yang Qabil persembahkan tanpa diusik. Qabil menjadi sangat marah dan berkata pada saudaranya : Aku akan bunuh kamu supaya tidak mengahwini adik aku, dan Habil berkata :{“Sesungguhnya Allah hanya menerima korban daripada Muttaqun(orang yang bertakwa)”}.

Abdullah ibn ‘Amr rahimahullah berkata : “Demi Allah! Yang terbunuh itu(Habil) lebih kuat daripada yang pembunuh(Qabil) tapi dia tidak mahu walaupun mengangkat tangannya kepada saudaranya itu kerana sifat ketaatan dan takut kepada Tuhan.”
Abu Ja’far al-Baqir menyebut bahawa Adam alaihissalam ada sewaktu Habil dan Qabil mempersembahkan korban mereka. Setelah korban Habil diterima, Qabil berkata pada Adam alaihissalam, “Korbannya diterima kerana kamu merayu kepada Allah untuk Habil”. Dan dia senyap-senyap menyimpan sesuatu untuk saudaranya. Satu hari, Habil terlambat dan Adam suruh Qabil mencarinya. Mereka saudara itu bertemu dan Qabil berkata : “Korban kamu diterima tapi tidak pula korban aku.” Habil berkata : {“Sesungguhnya Allah hanya menerima korban daripada Muttaqun(orang yang bertakwa)”}. Qabil menjadi marah lalu memukul saudaranya itu dengan batang besi dan Habil mati sekaligus.

Disebutkan bahawa : “Qabil membunuh Habil dengan melempar batu pada kepala Habil saat dia sedang tidur”. Juga disebut : “Qabil mencekik Habil dengan sangat ganas dan tumbuk dia hingga mati bagaikan binatang buas”. Bagaimanapun, kata-kata Habil ketika Qabil mengugut untuk membunuhnya : {Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan sekalian alam.}[al-Maidah : 28], menunjukkan ketaatan Habil kepada Allah yang sangat sempurna yang walaupun dia boleh bunuh saudaranya itu, berbeza dengan sifat Qabil. Dengan ini, Abu Bakrah rahimahullah meriwayatkan bahawa Rasulullah solallahu alaihi wasallam bersabda :
“Apabila dua orang Muslim bertemu dan salah seorang dari mereka membunuh saudaranya itu dengan senjata, kedua-duanya masuk ke Neraka.” Dia [Ahnaf, salah seorang daripada pencerita] berkata, atau telah dikatakan : “Ya Rasulallah! Itu adalah kes untuk si pembunuh, bagaimana pula dengan yang dibunuh(kenapa pula dia dimasukkan ke neraka)?” Kemudian Rasulullah sollallahu alaihi wasallah bersabda : “Dia juga berniat mahu membunuh saudaranya.”

Allah Maha Kuasa berfirman :
{“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan(membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan jadi penghuni neraka; dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang yang zalim.”}[al-Maidah : 29],Yakni : Aku tidak ada niat mahu melawan kamu walaupun aku jauh lebih kuat dan hebat dari kamu, tetapi kamu akan{(membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri} yakni : kau akan membawa dosa membunuhku bersama dosamu yang lalu.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud dan at-Tirimidhi dengan kebenaran oleh Sa’ad bin Abu Waqqas daripada Uthman Bin Affan yang dibaca : Aku mempersaksikan bahawa Rasulullah solallahu alaihi wasallam bersabda :
“Akan datang akan tiba suatu masa kekacauan di mana orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari.”
Seseorang berkata : “Ya Rasulullah! Apa pendapatmu seandainya seseorang masuk ke rumahku dan regangkan tangannya untuk membunuhku?”
Rasulullah solallahu alaihi wasallam bersabda : “Jadilah seperti anak Adam(Habil)”

Diriwayatkan pula oleh Ibn Mardwiyah oleh Hudzaifah Ibn al-Yaman dalam sebuah riwayat lain : “Jadilah sebaiknya seperti dua anak Adam.”
Allah Maha Kuasa berfirman :
{Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk menunjukkan kepadanya(Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata : “Aduh celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti gagak ini, lalu dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.}[al-Maidah : 31]
Sesetengah penterjemah berkata : “Setelah Qabil sudah bunuh saudaranya, dia membawa Habil di belakangnya dalam beberapa tahun penuh(maksudnya : dia tidak tahu mahu lakukan apa dengan mayat itu!)”. Dalam terjemah lain pula mengatakan : “Dia membawa Habil di belakangnya selama seratus tahun hingga Allah tabaraka wata’ala menghantar dua burung gagak yang bergaduh. Satu darinya mati. Pembunuh itu menggali tanah untuk menyorokkan mayat yang mati tadi. Melihat kejadian itu, Qabil berkata : “Aduh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Kemudian dia menanam mayat Habil dan menimbusnya dengan tanah.

Kisah Qarun : Orang Kaya Yang Sesat

Kisah Qarun – Orang Kaya Yang Sesat



﴿﷽﴾
In The Name of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful
Muqaddimah

﴿ اِقْرَاۡ بِاسْمِ رَبِّکَ الَّذِیۡ خَلَقَ﴾

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
[al-Alaq : 1]

…………………………………………………………………

“Inna Alhamdulillah, nahbuduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu, wa na’uzubillah min syururi anfusina wa min sayyi’ati a’malina, man^yahdihillahu falaa mudhillalahu, wa man^yudhil falaa hadiyalah, wa ashadu ‘an~la ilaha illa Allah wahdahu la syarikalah, wa ashadu ‘anna Muhammad  ‘abduhu wa rasuluhu. Amma ba’d.”

“Segala puji hanya milik Allah subhana wata’ala, kami memujiNya dan memohon pertolongan padaNya dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amalan perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petujunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa Allah sesatkan, tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi bahawa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahawa Muhammad  itu hambaNya dan RasulNya.”

Alhamdulillah, segala pujian untuk Allah ta’ala kerana memberi saya peluang untuk berkongsi kepada anda semua sebuah lagi kisah yang diuraikan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya ‘Qisas al-Quran(Kisah al-Quran)’. Banyak kisah-kisah di dalam kitab ini yang saya terjemahkan dan kongsi kepada anda semua, agar memberi manfaat dan pengajaraan untuk kita semua dalam mengabdikan diri kepada Allah Maha Kuasa.
Dalam artikel kali ini, akan dikisahkan pula oleh Imam Ibnu Katsir mengenai Qarun. Ramai di kalangan kita yang menyebut ‘Harta Qarun’, namun tahukah anda siapa itu Qarun? Kisah di sebalik tabirnya? Mari sama-sama kita ikuti kisahnya.

***

 اِنَّ قٰرُوۡنَ کَانَ مِنۡ قَوْمِ مُوۡسٰی فَبَغٰی عَلَیۡہِمْ ۪ وَ اٰتَیۡنٰہُ مِنَ الْکُنُوۡزِ مَاۤ اِنَّ مَفَاتِحَہٗ لَتَنُوۡٓاُ بِالْعُصْبَۃِ اُولِی الْقُوَّۃِ ٭ اِذْ قَالَ لَہٗ قَوْمُہٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللہَ لَا یُحِبُّ الْفَرِحِیۡنَ ﴿۷۶

Sesungguhnya Qarun itu termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh orang-orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.’


وَ ابْتَغِ فِیۡمَاۤ اٰتٰىکَ اللہُ الدَّارَ الْاٰخِرَۃَ وَ لَا تَنۡسَ نَصِیۡبَکَ مِنَ الدُّنْیَا وَ اَحْسِنۡ کَمَاۤ اَحْسَنَ اللہُ اِلَیۡکَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِی الْاَرْضِ ؕ اِنَّ اللہَ لَا یُحِبُّ الْمُفْسِدِیۡنَ ﴿۷۷

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerosakan.

قَالَ اِنَّمَاۤ اُوۡتِیۡتُہٗ عَلٰی عِلْمٍ عِنۡدِیۡ ؕ اَوَلَمْ یَعْلَمْ اَنَّ اللہَ قَدْ اَہۡلَکَ مِنۡ قَبْلِہٖ مِنَ القُرُوۡنِ مَنْ ہُوَ اَشَدُّ مِنْہُ قُوَّۃً وَّ اَکْثَرُ جَمْعًا ؕ وَلَا یُسْـَٔلُ عَنۡ ذُنُوۡبِہِمُ الْمُجْرِمُوۡنَ ﴿۷۸
Dia (Qarun) berkata : “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahawa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.


 فَخَرَجَ عَلٰی قَوْمِہٖ فِیۡ زِیۡنَتِہٖ ؕ قَالَ الَّذِیۡنَ یُرِیۡدُوۡنَ الْحَیٰوۃَ الدُّنیَا یٰلَیۡتَ لَنَا مِثْلَ مَاۤ اُوۡتِیَ قٰرُوۡنُ ۙ اِنَّہٗ لَذُوۡحَظٍّ عَظِیۡمٍ ﴿۷۹

Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahan. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata : “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar beruntung besar.”


 وَ قَالَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الْعِلْمَ وَیۡلَکُمْ ثَوَابُ اللہِ خَیۡرٌ لِّمَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صٰلِحًا ۚ وَلَا یُلَقّٰىہَاۤ اِلَّا الصّٰبِرُوۡنَ ﴿۸۰

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata : “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.”


فَخَسَفْنَا بِہٖ وَ بِدَارِہِ الْاَرْضَ ۟ فَمَا کَانَ لَہٗ مِنۡ فِئَۃٍ یَّنۡصُرُوۡنَہٗ مِنۡ دُوۡنِ اللہِ ٭ وَ مَا کَانَ مِنَ المُنۡتَصِرِیۡنَ ﴿۸۱

Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.


 وَ اَصْبَحَ الَّذِیۡنَ تَمَنَّوْا مَکَانَہٗ بِالْاَمْسِ یَقُوۡلُوۡنَ وَیۡکَاَنَّ اللہَ یَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنۡ یَّشَآءُ مِنْ عِبَادِہٖ وَ یَقْدِرُ ۚ لَوْ لَاۤ اَنۡ مَّنَّ اللہُ عَلَیۡنَا لَخَسَفَ بِنَا ؕ وَیۡکَاَنَّہٗ لَا یُفْلِحُ الْکٰفِرُوۡنَ ﴿٪۸۲

Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan (Qarun) itu berkata : “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan kurniaan-Nya kepada kita, tentu dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”


تِلْکَ الدَّارُ الْاٰخِرَۃُ نَجْعَلُہَا لِلَّذِیۡنَ لَا یُرِیۡدُوۡنَ عُلُوًّا فِی الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ؕ وَالْعٰقِبَۃُ لِلْمُتَّقِیۡنَ ﴿۸۳

Negeri akhirat itu kami jadikan bagi orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerosakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.

Al-Quran, Surah al-Qasas : 76-83

Ibn Abbas  memegang pendapat bahawa Qarun adalah sepupu daripada belah ayah Nabi Musa  . Pendapat ini disokong juga oleh periwayat-periwayat yang lain, termasuk Ibn Juraij yang menambahkan pendapat bahawa dia adalah Qarun Ibn Yashar Ibn Qahith, sementara Nabi Musa  merupakan anak lelaki Imran Ibn Hafith. Ibn Juraij meneruskan dan menyatakan bahawa pendapat Ibn Ishaq bahawa Qarun adalah pakcik kepada Nabi Musa  adalah pendapat yang salah.

Qatadah berkata bahawa dia (Qarun) dahulunya digelar sebagai ‘An-Nur(Cahaya)’ kerana dia mempunyai suara yang amat merdu dalam membacakan Taurat, tetapi dia menjadi hipokrit seperti as-Samiri yang menjadi hipokrit juga. Maka, Qarun dimusnahkan kerana penyalahgunaannya terhadap kekayaan dan kemewahan yang dimiliki.

Shahr Ibn Hausab berkata bahawa Qarun itu menyeret jubah yang dipakainya dengan kebanggaan dan kesombongan(angkuh).

Allah Maha Kuasa menyatakan  kekayaan dan kemewahan yang tidak ternilai dimiliki oleh Qarun bahkan kunci-kunci hartanya sangatlah berat dan hanya dipikul oleh orang-orang yang kuat.
Bagaimanapun, dia telah ditegur oleh orang-orang yang beriman dari kalangan kaumnya yang berkata :{Janganlah engkau terlalu bangga.}, yakni, janganlah engkau sombong dan angkuh dengan kekayaan, dan lansung tidak bersyukur kepada Allah Maha Kuasa. {Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bahagianmu di dunia } yakni, Ambillah dari hartamu apa yang halal darinya dan bersukalah olehmu akan dunia ini seperti mana yang dibenarkan. {…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu} yakni, berbuat baiklah kepada makhluk Allah bahawa Dia telah berbuat baik kepada kamu, dan {dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi.} yakni, janganlah kamu mencederakan orang-orang bawahanmu yang telah diperintahkan agar kamu berbuat baik, jika kamu mencederakan mereka, maka Dia akan menarik balik segala nikmat yang dikurniakan ke atas kamu. {Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.}.
Jawaban Qarun kepada nasihat-nasihat ini tidak lain hanyalah : {Dia (Qarun) berkata : Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.} yakni, aku tidak perlukan nasihat dan kata-kata kalian, kerana Allah mengurniakan ini kepadaku kerana aku berhak dan aku layak untuk menerimanya. Tambahan, jika bukan kerana Dia tidak mencintaiku, maka Dia tidak akan mengurniakan semua ini kepadaku.
Allah Maha Kuasa menyangkal percakapannya itu dengan berfirman : {Tidakkah dia tahu, bahawa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka(kerana Allah kenal mereka, maka mereka akan diseksa tanpa dipanggil kelak).} yakni, Kami telah memusnahkan sebelum mereka generasi-generasi yang disebabkan oleh dosa dan amalan buruk mereka dan mereka itu lebih kuat daripada Qarun bahkan mempunyai lebih ramai anak daripadanya. Maka, jika benar kata Qarun itu, nescaya Kami tidak memusnahkan mereka-mereka yang lebih kaya dan kuat daripadanya itu, dan kekayaan itu sesungguhnya bukanlah sebuah ukuran kasih sayang Kami kepadanya.

Allah Maha Kuasa berfirman di dalam Surah Saba ayat 37 :

وَمَاۤ اَمْوٰلُکُمْ وَ لَاۤ اَوْلٰدُکُمۡ بِالَّتِیۡ تُقَرِّبُکُمْ عِنۡدَنَا زُلْفٰۤی اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَ عَمِلَ صٰلِحًا ۫ فَاُولٰٓئِکَ لَہُمْ جَزَآءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوۡا وَ ہُمْ فِی الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوۡنَ ﴿۳۷

Dan bukanlah harta dan anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).

Allah Maha Bijaksana juga berfirman dalam Surah Al-Mukminun ayat 55 – 56.

اَیَحْسَبُوۡنَ اَنَّمَا نُمِدُّہُمۡ بِہٖ
 مِنۡ مَّالٍ وَّ بَنِیۡنَ ﴿ۙ۵۵  نُسَارِعُ لَہُمْ فِی الْخَیۡرٰتِ ؕ بَلۡ لَّا 


یَشْعُرُوۡنَ ﴿۵۶
Apakah mereka mengira bahawa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (bererti bahawa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyedarinya.

Jawapan Allah azza wa jalla ini adalah untuk pernyataan Qarun { Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.}. Tetapi bagi sesiapa yang menyatakan bahawa dirinya adalah seorang ahli kimia dan orang yang paling kenal kesemua Nama-Nama Allah, semua ini hanyalah pernyataan. Kerana ahli kimia tidak mampu mengubah nasib dan orang kafir juga mampu kenal Nama-Nama Allah. Dan Qarun pula, adalah seorang hipokrit.

Allah Maha Kuasa berfirman seterusnya : { Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahan }, kebanyakan  ahli tafsir menyatakan bahawa Qarun keluar dengan pakaian, harta dan menunggang kenderaan(menunjukkan kemegahannya). { Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata : “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar beruntung besar.} yakni, sesiapa yang mencintai dunia, apabila melihat Qarun, mereka akan berkata : ‘Alangkah banyaknya kekayaan yang dimilikinya!’ Apabila pujian orang yang cintakan dunia ini sampai kepada hamba Allah yang beriman, mereka berkata : {Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata : “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, }, yakni : Ganjaran Allah di Hari Kebangkitan lebih tinggi dan mulia daripada apa yang kamu (Qarun) dapat sekarang.

Allah Maha Perkasa kemudian berfirman : { dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.}, yakni, ganjaran ini hanya diperoleh untuk orang-orang yang diberikan hidayah oleh-Nya.

Dan Allah Maha Berkuasa berfirman lagi : {Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.}, apabila Qarun itu keluar kepada kaumnya dengan kemegahan, Allah kemudian berfirman  : {Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi.}

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari  , bahawa Rasulullah  bersabda :

“Ketika seorang lelaki sedang berjalan, memakai jubah dua helai dan bangga dengan dirinya yang rambutnya tersikat rapi, maka Allah membenamkannya ke dalam perut bumi dan dia akan terus dibenamkan ke dalamnya(iaitu akan terus menerus terbenam lebih dalam ke bumi) sehinggalah Hari Kiamat.”


Diriwayatkan oleh Ibn Abbas  bahawa Qarun mengupah seorang wanita pelacur dengan ganjaran yang banyak untuk bercakap kepada Nabi Musa  ketika baginda bersama-sama sahabatnya bahawa baginda melakukan maksiat  terhadapnya. Dinyatakan bahawa wanita tersebut melakukan arahan yang disuruh oleh Qarun, dan Nabi Musa  terperanjat mendengarnya kemudian baginda melaksanakan solat sunat dua raka’at dan seterusnya berkata kepada wanita tersebut : Demi Allah! Siapa yang mengupah kamu untuk menyatakan seperti tersebut? Dia menyatakan bahawa Qarun menyuruhnya bertindak kemudian, setelah itu, wanita itu terus bertaubat. Justeru, baginda solat kepada Allah dan berdoa untuk Qarun. Allah memberi hidayah bahawa bumi itu diperintahkan untuk mengikut perintah baginda. Maka, baginda mengarahkan agar bumi menelan Qarun. Maka terjadilah. Wallahu alam.

Diriwayatkan oleh Ibn Abbas   bahawa Qarun itu dibenamkan, sehinggalah ke lapisan bumi yang ke tujuh. Qatadah  pula meriwayatkan bahawa Qarun akan terus-menerus dibenamkan sehinggalah Hari Kiamat.

Allah Maha Kuasa berfirman pula : { Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.}, yakni, Qarun tidak dapat membantu dirinya sendiri atau mendapatkan bantuan orang lain. Allah menyatakan dalam surah At-Toriq ayat 10 yang bermaksud : {Kemudian dia tidak mempunyai kuasa mahupun penolong}

Mereka yang ternampak Qarun yang tenggelam bersama harta dan kekuasaannya itu, mereka yang sebelumnya menginginkan kemewahan seperti Qarun itu berkata : {“Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan kurniaan-Nya kepada kita, tentu dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”}

Berikutan kisah tersebut, Allah berfirman : {Negeri akhirat itu} yakni, Syurga  {kami jadikan bagi orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerosakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.}